Perempuan mencintai laki-laki yang jauh lebih tua, sudah biasa. Namun
laki-laki mencintai perempuan yang jauh lebih tua? Apa yang ada di
pikiran saudara? Tidak pantas? Pernahkah kita bertanya mengapa kita
membuat pembedaan/diskriminasi, terhadap laki-laki dan perempuan dalam
hal percintaan? Laki-laki berhak mencintai perempuan yang lebih muda
darinya 10-15 tahun, tetapi kalau perempuan yang melakukannya, maka
topik tentang percintaannya dengan laki-laki yang lebih muda itu, akan
selalu menjadi pergunjingan yang tiada henti.
Bila dilihat dari sisi kesetaraan gender, ini adalah kesalahan karena
membuat diskriminasi antara perempuan dan laki-laki. Karena mencintai
dan dicintai adalah hak semua orang. Kalau laki-laki boleh, mengapa
perempuan tidak? Bukankah cinta bisa datang kapan saja, kepada siapa
saja, dimana saja, tanpa memandang suku, ras, usia, status sosial,
status pendidikan dan bahkan agama? Itulah kekuatan cinta,yang kadang
bisa mengatasi logika dan nasihat orang tua.
Kalau cinta itu sudah demikian berakar kuat, tertancap begitu dalam di
hati manusia, maka perbedaan tidak lagi menjadi penghalang. Maka apapun
kata orang, sudah tidak mempan lagi, untuk menghalangi keduanya untuk
saling mencinta. Namun, sekuat-kuat apapun cinta, logika tetaplah harus
diletakkan sebagai kekuatan tertinggi dalam memutuskan rasa. Kita sering
memutuskan segala sesuatu, termasuk mencintai siapa, menggunakan emosi
semata dan meminggirkan akal sehat bahkan nurani. Akibatnya sering
menyesal di kemudian hari, karena tidak melalui pertimbangan yang
matang.
Mencintai Perempuan Lebih Tua, Salahkah?
Tidak ada yang salah bila seorang laki-laki memutuskan untuk mencintai
perempuan yang lebih tua. Namun tidak demikian bagi keluarga mereka pada
umumnya. Bagi mereka, sangat memalukan apabila anak laki-laki mereka,
jatuh cinta pada perempuan yang lebih tua. Seperti laki-laki yang tak
laku saja, sampai harus memacari bahkan menikahi perempuan yang jauh
lebih tua, begitu anggapan kebanyakan keluarga, bahkan kebanyakan orang.
Perempuan mencintai laki-laki yang jauh lebih tua saja, buat kebanyakan
keluarga, itu memalukan. Apalagi kalau laki-laki yang mencintai
perempuan yang jauh lebih tua? Benar-benar memalukan bagi mereka.
Jadi apa yang harus dilakukan oleh laki-laki yang mencintai perempuan
yang jauh lebih tua? Tidak lain, tidak bukan adalah mempertimbangkan
dengan baik dan matang. Apakah ia yakin bisa menjalani hidup bersama
dengan perempuan itu? Bagaimana dengan gaya hidupnya dan pola pikirnya?
Sebagai perempuan dewasa, tentu ia tidak akan memiliki gaya hidup dan
pola pikir yang sama dengan perempuan yang jauh lebih muda darinya.
Bisakah mengimbangi pemikirannya, gaya berbusananya, mimpi dan visinya?
Atau minimal memahami dan menerima gaya hidupnya?
Bagaimana dengan lingkungan pergaulannya? Apakah siap masuk jauh lebih
dalam pergaulan dengan teman-temannya, perempuan dan laki-laki yang
sedewasa dan sematang dirinya? Yakinkah bisa mengikuti topik yang mereka
bicarakan? Sesuaikah itu dengan jiwamu?
Tentang faktor jasmani, apakah bisa menerima, bila suatu saat ia
mengalami monopause, padahal saat itu dirimu, terutama gairah seksmu
sedang demikian berkobarnya? Bagaimana melakukannya atau menerimanya?
Sudah dipikirkan kalau tiba-tiba wajahnya jadi lebih tua? Malukah dirimu
bila orang-orang mengiramu sedang menggandeng atau berjalan dengan
ibumu?
Dengan keluarganya, bagaimana bila adiknya jauh lebih tua darimu?
Bagaimana harus menyikapi mereka? Begitu juga dengan keluargamu.
Bagaimana kakak-kakakmu harus menyikapinya, sedangkan ia lebih tua dari
mereka? Bagaimana ibumu harus menyikapinya, yang usianya tidak berbeda
jauh dengannya? Sebagai anak, adik atau malah teman? Bayangkan dan
rasakan kekakuan dan kekikukan yang akan terjadi di antara mereka.
Bila semua sudah dipertimbangkan dengan matang, sudah memperhitungkan
segala sesuatunya, dan tetap yakin bisa mengatasi segala masalah yang
akan timbul di kemudian hari, karena perbedaan usia yang demikian
mencolok jauh itu, lakukan saja yang kau yakini itu. Dengan catatan,
resiko sudah diperhitungkan dan siap menanggungnya sepenuh jiwa raga.
Pernikahan tidak hanya melibatkan ‘aku’ dan ‘dia’, tetapi juga ‘mereka’,
karena itu yakinkan dan siapkan diri mereka untuk menerima kenyataan
bahwa kalian saling mencinta dan sudah tidak mungkin dipisahkan. Semoga
apa yang kalian yakini sebagai cinta yang sejati itu, berjalan langgeng
hingga selamanya. Bila tidak yakin, mundurlah sekarang sebelum menyesal
kemudian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar