Sabtu, 21 Januari 2012

Mencintai Perempuan Yang Jauh Lebih Tua

Perempuan mencintai laki-laki yang jauh lebih tua, sudah biasa. Namun laki-laki mencintai perempuan yang jauh lebih tua? Apa yang ada di pikiran saudara? Tidak pantas? Pernahkah kita bertanya mengapa kita membuat pembedaan/diskriminasi, terhadap laki-laki dan perempuan dalam hal percintaan? Laki-laki berhak mencintai perempuan yang lebih muda darinya 10-15 tahun, tetapi kalau perempuan yang melakukannya, maka topik tentang percintaannya dengan laki-laki yang lebih muda itu, akan selalu menjadi pergunjingan yang tiada henti.
Bila dilihat dari sisi kesetaraan gender, ini adalah kesalahan karena membuat diskriminasi antara perempuan dan laki-laki. Karena mencintai dan dicintai adalah hak semua orang. Kalau laki-laki boleh, mengapa perempuan tidak? Bukankah cinta bisa datang kapan saja, kepada siapa saja, dimana saja, tanpa memandang suku, ras, usia, status sosial, status pendidikan dan bahkan agama? Itulah kekuatan cinta,yang kadang bisa mengatasi logika dan nasihat orang tua.
Kalau cinta itu sudah demikian berakar kuat, tertancap begitu dalam di hati manusia, maka perbedaan tidak lagi menjadi penghalang. Maka apapun kata orang, sudah tidak mempan lagi, untuk menghalangi keduanya untuk saling mencinta. Namun, sekuat-kuat apapun cinta, logika tetaplah harus diletakkan sebagai kekuatan tertinggi dalam memutuskan rasa. Kita sering memutuskan segala sesuatu, termasuk mencintai siapa, menggunakan emosi semata dan meminggirkan akal sehat bahkan nurani. Akibatnya sering menyesal di kemudian hari, karena tidak melalui pertimbangan yang matang.
Mencintai Perempuan Lebih Tua, Salahkah?
Tidak ada yang salah bila seorang laki-laki memutuskan untuk mencintai perempuan yang lebih tua. Namun tidak demikian bagi keluarga mereka pada umumnya. Bagi mereka, sangat memalukan apabila anak laki-laki mereka, jatuh cinta pada perempuan yang lebih tua. Seperti laki-laki yang tak laku saja, sampai harus memacari bahkan menikahi perempuan yang jauh lebih tua, begitu anggapan kebanyakan keluarga, bahkan kebanyakan orang. Perempuan mencintai laki-laki yang jauh lebih tua saja, buat kebanyakan keluarga, itu memalukan. Apalagi kalau laki-laki yang mencintai perempuan yang jauh lebih tua? Benar-benar memalukan bagi mereka.
Jadi apa yang harus dilakukan oleh laki-laki yang mencintai perempuan yang jauh lebih tua? Tidak lain, tidak bukan adalah mempertimbangkan dengan baik dan matang. Apakah ia yakin bisa menjalani hidup bersama dengan perempuan itu? Bagaimana dengan gaya hidupnya dan pola pikirnya? Sebagai perempuan dewasa, tentu ia tidak akan memiliki gaya hidup dan pola pikir yang sama dengan perempuan yang jauh lebih muda darinya. Bisakah mengimbangi pemikirannya, gaya berbusananya, mimpi dan visinya? Atau minimal memahami dan menerima gaya hidupnya?
Bagaimana dengan lingkungan pergaulannya? Apakah siap masuk jauh lebih dalam pergaulan dengan teman-temannya, perempuan dan laki-laki yang sedewasa dan sematang dirinya? Yakinkah bisa mengikuti topik yang mereka bicarakan? Sesuaikah itu dengan jiwamu?
Tentang faktor jasmani, apakah bisa menerima, bila suatu saat ia mengalami monopause, padahal saat itu dirimu, terutama gairah seksmu sedang demikian berkobarnya? Bagaimana melakukannya atau menerimanya? Sudah dipikirkan kalau tiba-tiba wajahnya jadi lebih tua? Malukah dirimu bila orang-orang mengiramu sedang menggandeng atau berjalan dengan ibumu?
Dengan keluarganya, bagaimana bila adiknya jauh lebih tua darimu? Bagaimana harus menyikapi mereka? Begitu juga dengan keluargamu. Bagaimana kakak-kakakmu harus menyikapinya, sedangkan ia lebih tua dari mereka? Bagaimana ibumu harus menyikapinya, yang usianya tidak berbeda jauh dengannya? Sebagai anak, adik atau malah teman? Bayangkan dan rasakan kekakuan dan kekikukan yang akan terjadi di antara mereka.
Bila semua sudah dipertimbangkan dengan matang, sudah memperhitungkan segala sesuatunya, dan tetap yakin bisa mengatasi segala masalah yang akan timbul di kemudian hari, karena perbedaan usia yang demikian mencolok jauh itu, lakukan saja yang kau yakini itu. Dengan catatan, resiko sudah diperhitungkan dan siap menanggungnya sepenuh jiwa raga. Pernikahan tidak hanya melibatkan ‘aku’ dan ‘dia’, tetapi juga ‘mereka’, karena itu yakinkan dan siapkan diri mereka untuk menerima kenyataan bahwa kalian saling mencinta dan sudah tidak mungkin dipisahkan. Semoga apa yang kalian yakini sebagai cinta yang sejati itu, berjalan langgeng hingga selamanya. Bila tidak yakin, mundurlah sekarang sebelum menyesal kemudian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar